Sabtu, 13 Desember 2014

Balikpapan Bershalawat Bersama Habib Shech Part 1


Sehabis shalat magrib ku bebaring di atas kasur sembari meringankan badan setelah lelah seharian kuliah. Sambil menunggu adzan isya, ku sempatkan refresing sejenak bermain game melalui ponselku. Adzan isya pun tiba, aku mulai menyudahi permainan ku, aku shalat di kost entah kenapa terasa berat ke masjid, bukan untuk di tiru ya hehe. Setelah melaksanakan shalat isya di kost-kostan segera ku bersiap ke majelis shalawat yang di adakan PT. Pelangi Putera Mandiri yang bertemakan Balikpapan bershalawat. Adapun yang di undang dalam acara ini almukaram habib syech bin abdul qodir assegaf dari solo beserta majelisnya, adapun tamu undangan lainya adalah bapak walikota,para pimpinan pondok pesantren yang ada di Balikpapa, para ulama dan habaib dan para tamu undangan jamaah shalawat yang ada di Balikpapan dan sekitarnya.

Di antara pimpinan pondok yang hadir ada KH. Abdurrahman Hasan pimpinan pondok pesantren asy-syfa balikpapan yang di mana pondok ini adalah pondok yang pernah aku tempatin dulu selama 3 tahun. Sang moderator membacakan susunan acara, adapun sambutan yang di berikan dari pendiri PT.Pelangi Putera Mandiri dan Bapak Walikota Balikpapan. Setelah itu sang habib memulai melantunkan syair shalawat yang di kombinasi dengan syair bahasa Indonesia membuat para jamaah lebih memaknai dan memahami isinya. Lantunan yang habib senandungkan tambah nikmat di dengar ketika  para majelis menabuh alat rebana, jadi terasa lebih pas dan mantap. Aku sedikit lupa dengan syair shalawat yang dulu pernah aku lantunkan di pondok, dulu biasanya habsyan seperti ini aku lakukan seminggu 1 kali di pondok. Tetapi tidak semuanya aku lupa, aku masih bisa mengingat dan mengikuti beberapa lantunan shalawat yang di imami oleh habib.

Habib pun mengistirahatkan kami untuk sedikt rehat sejenak sembari habib memberikan sebuah cerita. Cerita yang di berikan habib seperti ini , ada seorang mandor dan pekerja,si mandor berada di atas gedung dan si pekerja berada di bawah gedung.

Mandor  : Memangil-mangil anak buahnya yang ada di bawah

Pekerja   : Tidak mendenagar suara mandor karena kebisingan yang ada di bawah

Mandor   : Karena si pekerja tidak mendengar, si mandor melemparkan uang logam Rp 100 ke bawah

Pekerja   : Pekerja melihat uang itu jatuh tapi tidak menoleh untuk melihat siapa yg menjatuhkanya.           Pekerja itu malah mengantongi uang itu

Mandor   : Karena pekerja tidak menoleh si mandor menjatuhkan uang Rp 100.000


Pekerja   : Lagi-lagi si pekerja hanya mengantongi uang itu, tanpa menoleh sedikitpun

Mandor   : Sedikit jengkel si mandor, akhirnya mandor menjatuhkan uang 1 jt


Pekerja   : Pekerja langsung mengambilnya dan mengucapkan Alhamdulillah tanpa menoleh sedikit pun

Mandor   : Karena mandor sudah jengkel ia mengambil batu berukuran sedang, lalu melamparkan ke seorang pekerja

Pekerja   : Setelah mendarat batu di kepalanya baru sang pekerja menoleh keatas.

Adapun filosofi yang bisa kita ambil dari sebuah cerita tadi adalah ketika pekerja di beri kenikmatan yang di misalkan dengan uang tadi, si pekerja tidak pernah menoleh sedikitpun, yang memberi dan menjatohkan itu siapa bahkan sampai beberapa kali di berikan nikmat tidak menoleh. Tetapi ketika si pekerja ini di beri musibah yang di misalkan batu tadi baru si pekerja menoleh ke atas. Inilah kebanyakan sifat manusia di saat lapang kita lupa dengan sang pencipta yaitu ALLAH SWT, tetapi disaat sempit baru kita ingat ALLAH SWT. Mari sama-sama kita sebagai orang mukmin mensyukuri nikmat ALLAH SWT disaat lapang maupun sempit, ALLAH pemilik alam semesta ini jadikan sandaran diri kita untuk menuju akhirat yang kekal.

Mudah-mudahan cerita di atas bisa membuka hati dan jiwa kita agar selalu dekat dengan ALLAH SWT. Cerita dari habib  belum  selesai, masih ada lanjutanya. Insya allah untuk beberapa hari akan keluar. Terima kasih bagi yang sempat membaca artikel ini semoga bisa menjadi amal ibadah bagi kita semua.

                                                                                                              Creted by Ahmad Roid Faisal Faruq

                  


Tidak ada komentar:

Posting Komentar