Balikpapan
Bershalawat Bersama Habib Shech Part 1
Sehabis shalat magrib ku bebaring
di atas kasur sembari meringankan badan setelah lelah seharian kuliah. Sambil
menunggu adzan isya, ku sempatkan refresing sejenak bermain game melalui
ponselku. Adzan isya pun tiba, aku mulai menyudahi permainan ku, aku shalat di
kost entah kenapa terasa berat ke masjid, bukan untuk di tiru ya hehe. Setelah
melaksanakan shalat isya di kost-kostan segera ku bersiap ke majelis shalawat
yang di adakan PT. Pelangi Putera Mandiri yang bertemakan Balikpapan
bershalawat. Adapun yang di undang dalam acara ini almukaram habib syech bin
abdul qodir assegaf dari solo beserta majelisnya, adapun tamu undangan lainya
adalah bapak walikota,para pimpinan pondok pesantren yang ada di Balikpapa, para
ulama dan habaib dan para tamu undangan jamaah shalawat yang ada di Balikpapan
dan sekitarnya.
Di antara pimpinan pondok yang
hadir ada KH. Abdurrahman Hasan pimpinan pondok pesantren asy-syfa balikpapan
yang di mana pondok ini adalah pondok yang pernah aku tempatin dulu selama 3
tahun. Sang moderator membacakan susunan acara, adapun sambutan yang di berikan
dari pendiri PT.Pelangi Putera Mandiri dan Bapak Walikota Balikpapan. Setelah
itu sang habib memulai melantunkan syair shalawat yang di kombinasi dengan
syair bahasa Indonesia membuat para jamaah lebih memaknai dan memahami isinya.
Lantunan yang habib senandungkan tambah nikmat di dengar ketika para majelis menabuh alat rebana, jadi terasa
lebih pas dan mantap. Aku sedikit lupa dengan syair shalawat yang dulu pernah
aku lantunkan di pondok, dulu biasanya habsyan seperti ini aku lakukan seminggu
1 kali di pondok. Tetapi tidak semuanya aku lupa, aku masih bisa mengingat dan
mengikuti beberapa lantunan shalawat yang di imami oleh habib.
Habib pun mengistirahatkan kami
untuk sedikt rehat sejenak sembari habib memberikan sebuah cerita. Cerita yang
di berikan habib seperti ini , ada seorang mandor dan pekerja,si mandor berada
di atas gedung dan si pekerja berada di bawah gedung.
Mandor : Memangil-mangil anak buahnya yang ada di
bawah
Pekerja : Tidak mendenagar suara mandor karena kebisingan yang ada di bawah
Mandor : Karena si pekerja
tidak mendengar, si mandor melemparkan uang logam Rp 100 ke bawah
Pekerja : Pekerja melihat uang itu jatuh tapi tidak menoleh
untuk melihat siapa yg menjatuhkanya.
Pekerja itu malah mengantongi uang itu
Mandor : Karena pekerja tidak menoleh si mandor
menjatuhkan uang Rp 100.000
Pekerja : Lagi-lagi si pekerja hanya mengantongi uang
itu, tanpa menoleh sedikitpun
Mandor : Sedikit jengkel si mandor, akhirnya mandor
menjatuhkan uang 1 jt
Pekerja : Pekerja langsung mengambilnya dan
mengucapkan Alhamdulillah tanpa menoleh sedikit pun
Mandor : Karena mandor sudah jengkel ia mengambil
batu berukuran sedang, lalu melamparkan ke seorang pekerja
Pekerja : Setelah mendarat batu di kepalanya baru
sang pekerja menoleh keatas.
Adapun filosofi yang bisa kita ambil dari sebuah cerita tadi adalah
ketika pekerja di beri kenikmatan yang di misalkan dengan uang tadi, si pekerja
tidak pernah menoleh sedikitpun, yang memberi dan menjatohkan itu siapa bahkan
sampai beberapa kali di berikan nikmat tidak menoleh. Tetapi ketika si pekerja
ini di beri musibah yang di misalkan batu tadi baru si pekerja menoleh ke atas.
Inilah kebanyakan sifat manusia di saat lapang kita lupa dengan sang pencipta
yaitu ALLAH SWT, tetapi disaat sempit baru kita ingat ALLAH SWT. Mari sama-sama
kita sebagai orang mukmin mensyukuri nikmat ALLAH SWT disaat lapang maupun
sempit, ALLAH pemilik alam semesta ini jadikan sandaran diri kita untuk menuju
akhirat yang kekal.
Mudah-mudahan cerita di atas bisa membuka hati dan jiwa kita agar
selalu dekat dengan ALLAH SWT. Cerita dari habib belum selesai, masih ada lanjutanya. Insya allah
untuk beberapa hari akan keluar. Terima kasih bagi yang sempat membaca artikel
ini semoga bisa menjadi amal ibadah bagi kita semua.
Creted
by Ahmad Roid Faisal Faruq
Tidak ada komentar:
Posting Komentar